Sabtu, 16 Agustus 2014

Kisah ku menggapai puncak merbabu



“Kisahku Menggapai Puncak Merbabu 3142Mdpl”

Tanggal 1 Agustus 2014 menjadi awal sejarah perjalanan yang tak kan pernah ku lupakan, Salah satu Gunung yang merupakan favorit para pendaki berhasil aku gapai bersama 6 sahabatku.dan saat itulah untuk pertama kalinnya dalam hidup ku, menginjakkan kaki di puncak Gunung. Gunung Merbabu telah membuka mata hatiku.Mendaki itu ternyata bukan hanya perjalanan alam tapi perjalanan hati. menaklukkan setiap medan untuk mencapai Puncak tertinggi, melawan setiap rasa egoisme demi sebuah nama Kebersamaan, memupuk jiwa patriotisme, dan tentu saja Menikmati Indonesia dengan lebih dekat.


“Puncak Gunung Merbabu 3142Mdpl”

Segala hal yang membuatku Frustasi dengan segala hal yang ada di hidupku,selalu berusaha ku kembalikan pada alam. memang setelah mendaki gunung pikiran jadi lega dan plong, seperti terhipnotis oleh keindahan alam , terkadang diri ini menyesal kenapa tidak suka gunung dari dulu sejak masih smp atau sma, memang baru akhir-akhir ini suka naik gunung, tepatnya tahun 2014 ini dan gunung Merbabu lah yang membuka mata hatiku. Alam telah mengajarkanku banyak hal, tentang Hidup, Kebersamaan, Menghargai suatu usaha, Kesabaran, Kerendahan hati, Tanggung jawab, rasa Bersyukur dan menyadarkanku betapa  indah Ciptaan-Nya.

“This is my story” Berkat ke Selo’an ku yang tak kunjung usai menjelajahi negeri tercinta ini, dengan persiapan yang lumayan matang dari jauh hari.karna memang ini pertama kalinya kita semua mendaki,sebisa mungkin persiapan haruslah benar-benar matang.You Know??? Hehehe..,dengan di temani ke 6 sahabatku dengan segala ke selo’annya.kita berangkat dari Sleman,Yogyakarta menuju Kopeng,Salatiga .
Kali ini kita mendaki melalui jalur Wekas .Jalur ini terletak di Kampung Kedakan, Desa Wekas, Kaponan, Magelang Jawa Tengah.


“Pintu Gerbang Jalur Pendakian Wekas”

Sebelum melakukan pendakian melalui jalur Wekas, pendaki diwajibkan untuk melakukan perizinan terlebih dahulu di pos pendakian 'Mitra Indah', sebuah basecamp pendaki di Wekas. Di sini kita bisa bersih-bersih terlebih dahulu atau sekedar istirahat sebelum melakukan pendakian Gunung Merbabu. Perizinan di pos ini cukup dengan membeli karcis seharga Rp. 4.000,- dan registrasi dengan mencatat identitas masing-masing pendaki.


“Dan Inilah Wajah Semangat Kami Sebelum Mendaki”

Melepas lelah sejenak dari perjalanan di Basecamp,dan mempersiapkan diri dari segala kemungkinan yang terjadi, dengan segala persiapan yang kita siapkan,cieileh..hahaha Dan petualangan pun di mulai..tak lupa juga sebelum kita otewe mendaki kita berdoa dulu,semoga kita semua di beri kekuatan,keselamatan sampai tujuan.amieeeen..
Kita berangkat dari Basecamp jam 4 sore Menuju Pos I, dan inilah Review nya:
Menuju POS I jarak dari basecamp sekitar 1 jam perjalanan dengan melewati ladang-ladang perkebunan warga setempat dan 2 (dua) buah makam yang menurut warga sekitar dikeramatkan. Lintasan menuju pos 1 cukup jelas dan lebar sehingga cukup memanjakan untuk para pendaki.


“Welcome To The Jungle Brother”


“Sampai Di Pos I Dan inilah Kebersamaan Kami”

Menuju POS II yang berjarak sekitar 2-3 jam perjalanan tergantung situasi dan kondisi para pendaki. Dimulai dengan memasuki hutan pinus dan terus menanjak curam. Pada ruas ini, jalur cukup terbuka dan jelas petunjuknya, hanya saja banyak percabangan sehingga dituntut untuk tetap konsentrasi dalam memperhatikan petunjuk-petunjuk arah ke puncak,di tengah perjalanan menuju pos II hari sudah menjelang malam,dengan di temani sinar rembulan dan gemerlap bintang dan hembusan dinginnya malam,sejenak bisa melupakan masa lalu yang kelam,dengan langkah kaki yang cukup pelan,haha tapi tetap semangat..


“Ambeg’an Sek Kang..Puncak Masih Jauh”

Sesampainya di Pos II sendiri merupakan sebuah tempat datar dan terbuka Camping Ground . di tempat ini terdapat sumber air yang di salurkan melalui pipa-pipa yang ditampung pada sebuah bak .air yang melimpah dan mudah di tempat ini cukup memanjakan para pendaki, alhasil dengan segala situasi dan kondisi yang ada kita putuskan untuk mendirikan tenda di tempat ini.dan melanjutkan pendakian ke esok harinya.


“Setelah Mendirikan Tenda Lanjut Persiapan Memasak “


“Perjuangan Melawan Dinginnya malam Tak Lupa Kami Abadikan”

Setelah menyantap lahap makanan yang kami masak  yaitu mie instan, dan secangkir kopi hangat dengan penuh semangat kami memutuskan untuk  memutuskan pacar kami, eh.. memutuskan untuk istirahat tidur,menjaga kondisi fisik untuk mendaki ke esokan harinya.di dalam tenda pun ku coba tuk pejamkan mata ini,melupakan segala kenangan yang terjadi ,mulupakan dia yang telah sakiti hati ini,cieileh malah curhat..

Di dalam tenda pun kami semua gag ada yg bisa tertidur lelap ,karna dinginnya malam itu menusuk tulang kami,membekukan hati dan jiwa ini,halah.. tapi sumpah dingin banget ,maklum pendaki amatir baru sekali ngerasain dingin yang luar biasa seperti ini. Bukannya pengen lebay tapi ini sungguh2 terjadi ,dan kejadian itu telah ku alami sendiri dengan tanpa basi basi dan toleransi sedikit cerita contohnya aja bumbu minyak dalam mie instan aja sampe mengeras dan membeku padahal itu ku taruh dalam tas,gag tau deh suhu nya berapa malam itu seperti ada di dalam lemari es.

Oke Skip tentang cerita gag pentingnya Back to topic.,hehe setelah persiapan tepat pukul 04.00 kami mulai mendaki kembali.barang yang sekiranya ga terlalu penting kami tinggal di tenda.untuk meringankan beban di tas yang kami bawa.

Selepas POS II jalur mulai terbuka hingga bertemu dengan persimpangan jalur Kopeng yang berada di atas pos V (Watu Tulis), jalur Kopeng. Dari persimpangan ini menuju pos Helipad. Pemandangan di pos Helipad ini sungguh luar biasa, terhampar berbagai bukit dan padang rumput seluas mata memandang.tepat pukul 05.40 dan Alhamdulillah sesampai nya disini keindahan sunrise di atas merbabu menyambut kami



“Golden Sunrise Di Pos Helipad”



“Pertama Kalinya Dalam Hidupku Melihat Lahirnya Matahari Di Puncak Gunung Sungguh Indah Ciptaanmu Tuhan”



“Selahkah Lagi Menuju Puncak Pos Pemancar”



“Kegiatan Kurang Kerjaan Yang Mungkin Sebagian Orang Kerjaan Lakukan Pose nya Kayak Gini hahaha”

Sebenernya dari sini masih ada puncak kenteng songo dan puncak tertinggi merbabu Trianggulasi, dengan melewati sebuah tanjakan yang cukup terjal dengan jurang di masing-masing sisinya,kita akan dapat melihat puncak Gunung Merapi, Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing  yang nampak sangat jelas.

Akan tetapi sayang seribu kali sayang 2 orang teman kami sudah tak mampu melangkahkan kakinya lebih jauh lagi di karenakan fisik mereka yang tak kuat lagi,alhasil kita hanya mampu mencapai puncak helipad ini .

Sebnernya tinggal selangkah lagi bisa mencapai puncak tertingginya dengan sisa tenaga dan semangatku aku yakin mampu. tapi Disini aku belajar..belajar melawan rasa egoisme demi sebuah nama Kebersamaan, mendaki bukan hanya rasa ingin menaklukkan setiap medan demi berada di puncak tertinggi itu sendirian, tapi mendaki itu adalah sebuah kebersamaan, kebersamaan dalam berjuang  melewati segala rintangan.

Selama ribuan langkah kaki melangkah, selama hati yang berani ini bertekad hingga semuanya bisa terwujud sampai disini aku sangat bersykur,sekalipun ini baru pertama kalinya dalam hidupku mampu melangkahkan kedua kaki ku sejauh , setinggi ini. Dan berdiri di puncak merbabu menikmati keindahan lukisan yang tuhan ciptakan.



“Hanya Orang2 Yang Mau Berjuang, Yang Mau Melangkah Kakinya Sampai Ke Puncak”



“Biarkan Sang Merah Putih Berkibar Di atas Keindahannya”



“View Gunung Sindoro & Sumbing Menikmati Keindahan Alam Diatas Awan”



“Pas Tepat Berada di Awan Sungguh Indah CiptaanMu Tuhan, Bantu Kami Menjaganya”

"Hari itu, kita berdiri diatas Bumi tapi dekat sekali dengan langit dekat dengan sang pencipta. Sebuah Persahabatan, Impian dan cita-cita tidak ada siapapun yang bisa membuktikan seberapa besar itu semua, tapi seperti sebuah mimpi kita hanya harus mempercayai.dan Merbabu lah yang membuka mata hati ini atas keindahan CiptaanMu Tuhan.



“Menikmati Indahnya Momen Dalam Hidup Diatas Ketinggian Puncak Merbabu”

“Terimakasih Tuhan  yang telah menciptakan Merbabu dan semua Keindahannya, aku tak akan pernah berhenti untuk mendaki puncak keindahan di Bumi pertiwi ini selagi masih muda dan mampu untuk melangkahkan 2 kaki ini kemanapun ia mau, mengikuti arah hati berbicara, hingga suatu saat nanti aku mempunyai tanggung jawab lain dalam mengarungi hidup, saat itulah baru aku akan berhenti.”




“Sebuah Kehormatan Bisa Berjuang Menggapai Puncak Merbabu Bersama Kalian”

“Keindahan alam diatas awan yang tak akan ku lupakan,Sungguh sebuah perjalanan yang memerlukan tekad, kebersamaan dan keyakinan. Sebuah lukisan alam yang telah tuhan buat.., Semoga kami bisa menjamahmu kembali,, MERBABU

Thanks yang udah baca…

-Salam Lestari-