“Kisahku Menggapai
Puncak Merbabu 3142Mdpl”
Tanggal 1
Agustus 2014 menjadi awal sejarah perjalanan yang tak kan pernah ku lupakan, Salah satu Gunung yang merupakan favorit para
pendaki berhasil aku gapai bersama 6 sahabatku.dan saat itulah untuk pertama kalinnya dalam hidup
ku, menginjakkan kaki di puncak Gunung. Gunung Merbabu telah membuka
mata hatiku.Mendaki itu ternyata bukan hanya perjalanan alam tapi perjalanan
hati. menaklukkan setiap
medan untuk mencapai Puncak tertinggi, melawan setiap rasa egoisme demi sebuah
nama Kebersamaan, memupuk jiwa patriotisme, dan tentu saja Menikmati
Indonesia dengan lebih dekat.
“Puncak Gunung Merbabu
3142Mdpl”
Segala hal yang membuatku Frustasi dengan segala
hal yang ada di hidupku,selalu berusaha ku kembalikan pada alam. memang setelah mendaki gunung pikiran
jadi lega dan plong, seperti terhipnotis oleh keindahan alam , terkadang diri
ini menyesal kenapa tidak suka gunung dari dulu sejak masih smp atau sma,
memang baru akhir-akhir ini suka naik gunung, tepatnya tahun 2014 ini dan
gunung Merbabu lah yang membuka mata hatiku. Alam telah
mengajarkanku banyak hal, tentang Hidup, Kebersamaan, Menghargai suatu usaha,
Kesabaran, Kerendahan hati, Tanggung jawab, rasa Bersyukur dan menyadarkanku betapa
indah Ciptaan-Nya.
“This is my story” Berkat ke Selo’an ku yang tak kunjung usai menjelajahi negeri tercinta
ini, dengan persiapan yang lumayan matang dari jauh hari.karna memang ini
pertama kalinya kita semua mendaki,sebisa mungkin persiapan haruslah
benar-benar matang.You Know??? Hehehe..,dengan di temani ke 6 sahabatku
dengan segala ke selo’annya.kita berangkat dari Sleman,Yogyakarta menuju
Kopeng,Salatiga .
Kali ini kita mendaki
melalui jalur Wekas .Jalur ini terletak di Kampung Kedakan, Desa Wekas, Kaponan,
Magelang Jawa Tengah.
“Pintu Gerbang
Jalur Pendakian Wekas”
Sebelum melakukan
pendakian melalui jalur Wekas, pendaki diwajibkan untuk melakukan perizinan
terlebih dahulu di pos pendakian 'Mitra Indah', sebuah basecamp pendaki di
Wekas. Di sini kita bisa bersih-bersih terlebih dahulu atau sekedar istirahat
sebelum melakukan pendakian Gunung Merbabu. Perizinan di pos ini cukup dengan
membeli karcis seharga Rp. 4.000,- dan registrasi dengan mencatat identitas
masing-masing pendaki.
“Dan Inilah
Wajah Semangat Kami Sebelum Mendaki”
Melepas lelah sejenak dari perjalanan di
Basecamp,dan mempersiapkan diri dari segala kemungkinan yang terjadi, dengan
segala persiapan yang kita siapkan,cieileh..hahaha Dan petualangan pun di
mulai..tak lupa juga sebelum kita otewe mendaki kita berdoa dulu,semoga kita
semua di beri kekuatan,keselamatan sampai tujuan.amieeeen..
Kita berangkat dari Basecamp jam 4 sore Menuju Pos
I, dan inilah Review nya:
Menuju POS I jarak dari basecamp sekitar 1 jam
perjalanan dengan melewati ladang-ladang perkebunan warga setempat dan 2 (dua)
buah makam yang menurut warga sekitar dikeramatkan. Lintasan menuju pos 1 cukup
jelas dan lebar sehingga cukup memanjakan untuk para pendaki.
“Welcome To The
Jungle Brother”
“Sampai Di Pos I
Dan inilah Kebersamaan Kami”
Menuju POS II yang berjarak sekitar 2-3 jam
perjalanan tergantung situasi dan kondisi para pendaki. Dimulai dengan memasuki
hutan pinus dan terus menanjak curam. Pada ruas ini, jalur cukup terbuka dan
jelas petunjuknya, hanya saja banyak percabangan sehingga dituntut untuk tetap
konsentrasi dalam memperhatikan petunjuk-petunjuk arah ke puncak,di tengah
perjalanan menuju pos II hari sudah menjelang malam,dengan di temani sinar
rembulan dan gemerlap bintang dan hembusan dinginnya malam,sejenak bisa
melupakan masa lalu yang kelam,dengan langkah kaki yang cukup pelan,haha tapi
tetap semangat..
“Ambeg’an Sek
Kang..Puncak Masih Jauh”
Sesampainya di Pos II sendiri merupakan sebuah
tempat datar dan terbuka Camping Ground . di tempat ini terdapat sumber air yang
di salurkan melalui pipa-pipa yang ditampung pada sebuah bak .air yang melimpah
dan mudah di tempat ini cukup memanjakan para pendaki, alhasil dengan segala
situasi dan kondisi yang ada kita putuskan untuk mendirikan tenda di tempat
ini.dan melanjutkan pendakian ke esok harinya.
“Setelah Mendirikan
Tenda Lanjut Persiapan Memasak “
“Perjuangan
Melawan Dinginnya malam Tak Lupa Kami Abadikan”
Setelah menyantap lahap makanan yang kami
masak yaitu mie instan, dan secangkir
kopi hangat dengan penuh semangat kami memutuskan untuk memutuskan pacar kami, eh.. memutuskan untuk
istirahat tidur,menjaga kondisi fisik untuk mendaki ke esokan harinya.di dalam
tenda pun ku coba tuk pejamkan mata ini,melupakan segala kenangan yang terjadi
,mulupakan dia yang telah sakiti hati ini,cieileh malah curhat..
Di dalam tenda pun kami semua gag ada yg bisa
tertidur lelap ,karna dinginnya malam itu menusuk tulang kami,membekukan hati
dan jiwa ini,halah.. tapi sumpah dingin banget ,maklum pendaki amatir baru
sekali ngerasain dingin yang luar biasa seperti ini. Bukannya pengen lebay tapi
ini sungguh2 terjadi ,dan kejadian itu telah ku alami sendiri dengan tanpa basi
basi dan toleransi sedikit cerita contohnya aja bumbu minyak dalam mie instan
aja sampe mengeras dan membeku padahal itu ku taruh dalam tas,gag tau deh suhu
nya berapa malam itu seperti ada di dalam lemari es.
Oke Skip tentang cerita gag
pentingnya Back to topic.,hehe setelah persiapan tepat pukul
04.00 kami mulai mendaki kembali.barang yang sekiranya ga terlalu penting kami
tinggal di tenda.untuk meringankan beban di tas yang kami bawa.
Selepas POS II jalur mulai terbuka hingga
bertemu dengan persimpangan jalur Kopeng yang berada di atas pos V (Watu
Tulis), jalur Kopeng. Dari persimpangan ini menuju pos Helipad. Pemandangan di
pos Helipad ini sungguh luar biasa, terhampar berbagai bukit dan padang rumput
seluas mata memandang.tepat pukul 05.40 dan Alhamdulillah sesampai nya disini
keindahan sunrise di atas merbabu menyambut kami
“Golden Sunrise Di Pos Helipad”
“Pertama Kalinya Dalam Hidupku Melihat Lahirnya Matahari Di
Puncak Gunung Sungguh Indah Ciptaanmu Tuhan”
“Selahkah Lagi Menuju Puncak Pos Pemancar”
“Kegiatan Kurang Kerjaan Yang Mungkin Sebagian Orang Kerjaan
Lakukan Pose nya Kayak Gini hahaha”
Sebenernya dari sini masih ada puncak
kenteng songo dan puncak tertinggi merbabu Trianggulasi, dengan melewati sebuah
tanjakan yang cukup terjal dengan jurang di masing-masing sisinya,kita akan
dapat melihat puncak Gunung Merapi, Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing yang nampak sangat jelas.
Akan tetapi sayang seribu kali sayang 2
orang teman kami sudah tak mampu melangkahkan kakinya lebih jauh lagi di
karenakan fisik mereka yang tak kuat lagi,alhasil kita hanya mampu mencapai
puncak helipad ini .
Sebnernya tinggal selangkah lagi bisa
mencapai puncak tertingginya dengan sisa tenaga dan semangatku aku yakin mampu.
tapi Disini aku belajar..belajar melawan rasa egoisme demi sebuah nama Kebersamaan, mendaki bukan hanya rasa
ingin menaklukkan setiap medan demi berada di puncak tertinggi itu sendirian,
tapi mendaki itu adalah sebuah kebersamaan, kebersamaan dalam berjuang melewati segala rintangan.
Selama ribuan langkah kaki melangkah,
selama hati yang berani ini bertekad hingga semuanya bisa terwujud sampai disini aku sangat
bersykur,sekalipun ini baru pertama kalinya dalam hidupku mampu melangkahkan
kedua kaki ku sejauh , setinggi ini. Dan berdiri di puncak merbabu menikmati
keindahan lukisan yang tuhan ciptakan.
“Hanya Orang2 Yang Mau Berjuang, Yang Mau Melangkah
Kakinya Sampai Ke Puncak”
“Biarkan Sang Merah Putih Berkibar Di atas
Keindahannya”
“View Gunung Sindoro & Sumbing Menikmati
Keindahan Alam Diatas Awan”
“Pas Tepat Berada di Awan Sungguh Indah CiptaanMu
Tuhan, Bantu Kami Menjaganya”
"Hari itu, kita berdiri diatas Bumi tapi
dekat sekali dengan langit dekat dengan sang pencipta. Sebuah Persahabatan,
Impian dan cita-cita tidak ada siapapun yang bisa membuktikan seberapa besar
itu semua, tapi seperti sebuah mimpi kita hanya harus mempercayai.dan Merbabu
lah yang membuka mata hati ini atas keindahan CiptaanMu Tuhan.
“Menikmati Indahnya Momen Dalam Hidup Diatas Ketinggian
Puncak Merbabu”
“Terimakasih Tuhan yang telah menciptakan Merbabu dan semua
Keindahannya, aku tak akan pernah berhenti untuk mendaki puncak keindahan di
Bumi pertiwi ini selagi masih muda dan mampu untuk melangkahkan 2 kaki ini
kemanapun ia mau, mengikuti arah hati berbicara, hingga suatu saat nanti aku
mempunyai tanggung jawab lain dalam mengarungi hidup, saat itulah baru aku akan
berhenti.”
“Sebuah Kehormatan Bisa Berjuang Menggapai Puncak Merbabu
Bersama Kalian”
“Keindahan
alam diatas awan yang tak akan ku lupakan,Sungguh sebuah perjalanan yang
memerlukan tekad, kebersamaan dan keyakinan. Sebuah lukisan alam yang telah
tuhan buat.., Semoga kami bisa menjamahmu kembali,, MERBABU
Thanks yang udah baca…
-Salam Lestari-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar